FIKOM NEWS – Di era internet seperti sekarang ini siaran radio tidak lagi menjadi media massa tercepat dalam menyampaikan informasi. Saat ini dengan teknologi smartphone bisa dengan cepat mengirimkan informasi dalam bentuk gambar atau audio. Melalui teknologi mobile phone segala informasi bisa diakses lebih cepat ketimbang radio.
Demikian diungkapkan Harliantara saat mempertahankan disertasinya berjudul “Integrasi Media Konvensional dan Internet pada Lembaga Penyiaran Swasta” pada sidang terbuka promosi doktor Program Pascasarjana Komunikasi Unpad, belum lama ini. Harliantara dipromotori oleh Prof.H.Deddy Mulyana MA,PhD, Prof.Dr.Soleh Soemirat,MS dan Dr.Agung Harsoyo,DEA.

Menurut Harliantara, radio masih tergolong murah jika sebagai medium periklanan, namun sebagai alat teknologi masih dikategorikan mahal. “Radio di internet dengan teknologi digital mudah digunakan. Namun saat ini teknologi digital melalui internet bukan lagi medium buta” jelasnya.
Penyiaran radio, ungkap Direktur Utama Radio New Shinta FM Bandung ini, memiliki kemampuan untuk meyakinkan khalayak, maka penyiaran tadio menjadi alat penting sebagai media periklanan, dengan tujuan agar khalayak mendengarkan promosi produk sehingga berdampak pada penjualan produk tersebut.
“Bagi sebagian besar pemasang iklan atau produsen, beriklan di radio menjadi satu pilihan yang menarik, di samping sebagai sumber informasi, iklan juga bisa dipandang sebagai media hiburan dan media komunikasi yang efektif” sambung konsultan media BCS Radio Bandung ini.
Radio siaran di era internet sekarang pun, ungkap promovendus, sudah tidak lagi menarik imajinasi para khalayaknya. Jika dulu pendengar radio ketika mendengarkan suara penyiarnya langsung berimajinasi tentang sosok penyiarnya, di era internet dengan mudah dapat mengetahui foto penyiar dan gambar lainnya. (AA)