FIKOM News – Untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul dan berdaya saing, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah meluncurkan Merdeka Belajar episode ke-11: Kampus Merdeka Vokasi, pada Mei 2021.
Kampus Merdeka vokasi memiliki dua fokus utama, yakni Dana Kompetitif Kampus Vokasi (Competitive Fund Vokasi) dan Dana Padanan Kampus Vokasi (Matching Fund Vokasi). Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto, mengatakan selama hampir setahun program Kampus Merdeka Vokasi berjalan, pendanaan matching fund vokasi pada 2021 mencapai Rp22,6 miliar. Dana tersebut diperuntukkan bagi 43 perguruan tinggi vokasi, 98 program studi, serta melibatkan 4.440 mahasiswa.
Selain itu, lanjutnya, terdapat minat yang tinggi pula untuk competitive fund, terutama untuk program D3 menjadi sarjana terapan. “Demikian juga untuk minat program D2 fast track yang terus bertambah,” kata Wikan dalam webinar Silaturahmi Merdeka Belajar, pada Kamis (13/1/2021). Ia menambahkan, program Kampus Merdeka Vokasi akan dirilis kembali pada Februari 2022 agar perguruan tinggi vokasi lebih berkualitas.
Fokus pertama Kampus Merdeka Vokasi adalah penawaran dana kompetitif untuk pembukaan program SMK D-2 Jalur Cepat. Program ini berbasis kerja sama antara SMK, dan kampus vokasi, dengan dunia kerja, untuk meningkatkan kualifikasi SDM yang terampil dan unggul dalam waktu yang lebih singkat. Adapun syarat dalam program-program SMK D-2 Jalur Cepat adalah memiliki kemitraan serta kurikulum yang disusun bersama SMK-pendidikan tinggi vokasi-dunia kerja. Kemudian memiliki pengembangan sistem rekognisi pembelajaran lampau (RPL) bagi lulusan SMK, serta telah menyusun instrumen pengusulan SMK D-2 Jalur Cepat.
Salah satu perguruan tinggi vokasi yang telah mengimplementasikan program Kampus Merdeka Vokasi yaitu Politeknik Negeri Bali. Direktur Politeknik Negeri Bali, I Nyoman Abdi, mengatakan program yang digagas dalam Kampus Merdeka Vokasi sangat bermanfaat. “Ini merupakan program start from the end, di mana program ini bermula dari melihat kebutuhan industri,” katanya saat berbagi dalam Silaturahmi Merdeka Belajar.
Dalam menjalankan program Kampus Merdeka Vokasi, Politeknik Negeri Bali berkoordinasi dengan SMK Pusat Keunggulan dan dukungan dari 416 DUDI (Dunia Usaha Dunia Industri). Politeknik Negeri Bali juga mendapat dukungan dari Kemendikbudristek berupa Dana Kompetitif Kampus Vokasi (Competitive Fund Vokasi). I Nyoman Abdi menuturkan, pemberian dana ini sangat membantu pengembangan program studi baru dengan adanya competitive fund senilai kurang lebih Rp500 juta. “Jika ini berhasil dengan baik maka indonesia akan mempunyai cadangan sumber daya manusia yang besar dan profesional,” tuturnya.
Politeknik Negeri Bali juga telah menyosialisasikan program Kampus Merdeka Vokasi dan mendapat feedback positif dari enam program studi. Dalam rencana ke depan, Politeknik Negeri Bali akan membuka delapan prodi D2 Jalur Cepat atau Fast Track yang telah disetujui.
“Membuat prodi biasanya tidak ada dukungan dari pemerintah dalam bentuk finansial. Sekarang kami mengusulkan prodi baru mendapat Competitive Fund per prodi. Dengan adanya ini lebih menguatkan kesiapan dalam menjalankan program D2 Fast Track,” ujar I Nyoman.
Menurutnya, kesuksesan program Kampus Merdeka Vokasi tergantung oleh koordinasi dan komunikasi dengan guru SMK dan DUDI sebagai mitra. Ia pun optimis jika program ini akan berhasil ke depannya dan Indonesia akan memiliki cadangan sumber daya manusia yang luar biasa. “Sangat penting mengembangkan sumber daya manusia yang profesional dalam rangka peningkatan nation competitiveness negara kita. Kita buktikan bahwa pendidikan vokasi dan SMK penting dalam meningkatkan SDM unggul untuk Indonesia maju,” tegasnya.
Dalam webinar silaturahmi merdeka belajar, hadir juga Direktur Riset Indikator Politik Indonesia, Adam Kamil. Adam menyampaikan paparannya tentang hasil survei penguatan pendidikan vokasi dengan indikatornya mengukur program SMK Pusat Keunggulan dan Kampus Merdeka Vokasi. Adam mengatakan, program tersebut mendapatkan respons positif dari IDUKA (Industri dan Dunia Kerja).
“Respon dari IDUKA terhadap program kita ini, mayoritas sangat mendukung dan responsnya sangat positif, semua program mendapatkan respons positif dari IDUKA,” katanya.
Terkait dengan peningkatan keterampilan dan kompetensi, pada umumnya peserta program mengalami peningkatan dalam keterampilan dan kompetensi, meskipun ada sebagian yang merasa peningkatannya tidak terlalu signifikan.
“Bisa kita lihat bahwa secara umum ini mendapat respons baik dari penyelenggara maupun dari IDUKA terkait program, bahwa responnya itu sangat positif. Oleh karena itu penting bagi kita untuk mempertahankan bahkan meningkatkan program ini untuk ke depannya,” ujar Adam.
Sumber : kemdikbud.go.id