Berita Universitas

PMM Unitomo, Gelar Simposium Kebhinnekaan di Gedung DPRD Kota Surabaya

244
×

PMM Unitomo, Gelar Simposium Kebhinnekaan di Gedung DPRD Kota Surabaya

Sebarkan artikel ini

Fikom News – Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) Surabaya, menggelar simposium kebhinekaan di ruang utama lantai III Gedung DPRD Kota Surabaya, Jumat kemarin.

Penanganan konflik sosial, di tengah padatnya penduduk Kota Pahlawan, jadi grand design utama dalam simposium. Hadir sebagai pembicara Herlina Harsono Njoto dari Fraksi Partai Demokrat Surabaya.

Herlina mengatakan, konflik sosial akan terus ada karena bagian dari proses kehidupan. Namun menurutnya, kehadiran mahasiswa dan stakeholder lain, menyelesaikan berbagi persoalan di tengah masyarakat, diyakini dapat meminimalisir terjadinya konflik sosial berkelanjutan.

“Sebagai anak muda, tidak boleh tutup mata, terhadap keadaan sosial yang terjadi di masyarakat,” tegas anggota Komisi D tersebut.

Sebab, urai dia, konflik sosial bukan hanya terjadi antar ras, agama dan golongan. Namun, persoalan lain bisa jadi pemicunya. Seperti beda pilihan politik, sengketa tanah, hutang piutang dan lainnya.

Ibarat bom waktu, lanjut Herlina, konflik sosial bersifat multidimensional. Terjadi hampir seluruh wilayah kota/kabupaten di Indonesia. Setiap saat bisa meledak jadi aksi kekerasan, anarkisme, dan gangguan sosial.

Menguatnya konflik sosial ini, lanjut Herlina menantang untuk segera dicegah, ditangani, dan diselesaikan secara menyeluruh. Namun, penanganan secara sporadis dan parsial dinilai tidak lagi efektif. “Butuh teroboson, respon cepat, langkah akurat, dan mendasar.” paparnya.

Sementara, Dosen PMM Nur’annafi sangat apresiatif terhadap pelaksanaan kegiatan ini. Ia berharap, mahasiswa yang sudah dapat bekal, selama manjalani proses pembelajaran di Surabaya. Terus aktif mengurusi masalah sosial kemasyarakatan, “Terutama di daerahnya masing-masing.” ujarnya.

Di samping itu, Nur’annafi menekankan, mahasiswa tidak anti terhadap politik dan tidak meninggalkan kehidupan politik. Dari sudut pandangnya, politik dapat berkontribusi lebih banyak terhadap keberlangsungan hidup masyarakat, bersinergi dengan pemeritah daerah dan pihak kepolisian.

“Dalam menghadapi potensi konflik di masa yang akan datang.” demikian tutup Nur’annafi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Translate »