Berita Mahasiswa

7 Mitos Salah Tentang Mahasiswa Jurusan Komunikasi

303
×

7 Mitos Salah Tentang Mahasiswa Jurusan Komunikasi

Sebarkan artikel ini
Artikel, Fikom News – Menjadi mahasiswa ilmu komunikasi jadi keinginan sebagian siswa SMA ketika ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang perkuliahan. Tiap tahunnya persaingan untuk memperebutkan kursi jurusan ini semakin sengit. Kondisi inilah yang membuat mereka yang memilih dan diterima di ilmu komunikasi punya kebanggaan tersendiri.

Namun, kebanggaan itu juga diiringi oleh duka karena berkembangnya mitos berkaitan dengan anak komunikasi yang sering dibicarakan. Padahal, anggapan yang dialamatkan itu belum tentu benar lho. Nah, berikut ini ada tujuh mitos yang sering diberikan pada anak komunikasi yang kebenarannya belum tentu terbukti.

1. Anak komunikasi tergolong orang ekstrovert

Ada anggapan bahwa semua anak ilmu komunikasi termasuk orang yang ekstrovert. Mereka dipandang sebagai pribadi yang mudah bergaul dan punya rasa percaya diri tinggi. Penilaian semacam itu belum sepenuhnya benar.

Memang sebagian di antaranya masuk dalam kategori kepribadian tersebut namun separuh lainnya adalah orang introvert. Meski begitu, baik yang introvert maupun ekstrovert dapat bergaul dengan baik dan saling membantu lho.

2. Hanya modal cuap-cuap

Siapa bilang anak ilmu komunikasi hanya modal berani bicara saja? Stigma itu harus perlu dipikirkan lagi. Memang, anak ilmu komunikasi rata-rata piawai berbicara di depan umum. Tapi, mereka tidak hanya sekedar cuap-cuap tidak jelas lho. Kemampuan berbicara yang dikuasai terus diasah secara rutin.

Di sisi lain, terampil dalam mencari informasi kredibel serta pengemasan pesan agar dapat tersampaikan kepada orang lain juga jadi aspek yang perlu terus dikembangkan.

3. Lulusan ilmu komunikasi pasti jadi penyiar

Banyak orang bilang kalau anak komunikasi setelah lulus pasti langsung terjun sebagai penyiar. Pendapat yang sering lewat macam ini tidaklah salah tetapi juga tidak seratus persen tepat. Beberapa penyiar memang punya latar belakang lulusan jurusan tersebut tapi yang bukan lulusan ilmu komunikasi juga banyak yang terjun di industri penyiaran.

Alumni ilmu komunikasi sendiri punya pekerjaan yang variatif. Ada yang bekerja sebagai videografer handal, praktisi media, dan bahkan menjadi seorang enterprenuer.

4. Terhindar dari mata kuliah yang ada hitungan

Ilmu komunikasi selalu dilihat sebagai jurusan yang bebas dari mata kuliah yang berhubungan dengan hitung-menghitung. Itu dapat dimaklumi mengingat dari nama prodinya saja sudah jauh dari hubungan soal angka ataupun rumus. Padahal, masih ada mata kuliah yang terkait dengan ketangkasan menghitung dan tak jarang bikin kepala berkunang-kunang.

Statistika dasar dan perencanaan media bisa jadi dua di antara beberapa mata kuliah yang memerlukan keahlian dalam menghitung bagi anak komunikasi yang mengambilnya.

5. Merupakan golongan mahasiswa populer di kampus

Anak komunikasi selalu identik dengan pribadi yang aktif di kampus. Berbagai macam acara diikuti oleh mereka bahkan tak sedikit yang terjun menjadi panitia. Ada juga yang dikenal karena punya talenta dan beberapa kali mendapatkan prestasi. Realita yang demikian makin memunculkan anggapan bahwa anak komunikasi merupakan yang terpopuler di kampus.

Padahal, tak semuanya mendapatkan predikat semacam itu. Ada juga anak komunikasi yang tidak populer di kampus tapi sukses di dunia luar.

6. Ujian takehome bikin ada kesempatan bersantai

Ketika masuk musim ujian, entah itu UTS ataupun UAS ada beberapa dosen yang mengadakannya dengan meminta mahasiswa mengerjakan di rumah alias takehome. Nah, bagi anak di luar jurusan ilmu komunikasi pasti menganggapnya sebagai sebuah berkah. Tak sedikit yang bilang bahwa dengan ujian yang sifatnya seperti itu memberi keleluasaan untuk berleha-leha dengan pergi ke mall atau nonton film di bioskop.

Ujian yang dikerjakan langsung di tempat ataupun diselesaikan di luar ruang ujian punya tingkat kesulitan yang sama. Bahkan, dalam beberapa ujian takehome beban soal yang dibuat lebih sulit. Ditambah dengan deadline yang berdekatan dengan ujian serupa lainnya malah bikin tak punya waktu untuk sekedar bersenang-senang.

7. Suka buat acara besar yang nominalnya tidak sedikit

Membuat acara jadi salah satu kegiatan yang sering dilakukan oleh anak komunikasi. Mulai dari lomba sampai pentas seni kerap digarap oleh mereka. Intensitasnya pun bisa dibilang lebih sering dan lebih besar dibandingkan oleh mahasiswa dari prodi lain.

Dari situ kadang ada pendapat bahwa anak komunikasi merupakan kaum yang suka menghamburkan banyak uang hanya untuk menggelar acara. Padahal, tak semua acara yang diadakan menelan bujet yang besar. Ada beberapa yang diselenggarakan dengan sederhana namun tetap meriah.

Mitos soal anak ilmu komunikasi yang terus bergulir dari mulut ke mulut memang sulit untuk ditolak. Tetapi, jangan kamu anggap bahwa semuanya benar lho. Jadi perlu kamu cek atau tanya langsung oleh mereka yang merasakannya ya.

Ditulis oleh : Dewa Putu Ardita Darma Putera

Sumber : https://www.idntimes.com/life/education/dewa-putu-ardita/7-mitos-salah-tentang-mahasiswa-jurusan-komunikasi-1/7

Tinggalkan Balasan

Translate »