Surabaya, Fikom Unitomo News –
Tindakan kekerasan oleh pihak berwenang Singapura terhadap nelayan Indonesia di perairan Pulau Nipa telah memicu kekhawatiran. Badan Pengelolaan Perbatasan Daerah Kepulauan Riau (BP2D Kepri) secara resmi meminta penjelasan kepada Konsulat Jenderal Singapura terkait insiden yang nyaris merenggut nyawa para nelayan pada 25 Desember lalu.
Doli Boniara, Kepala BP2D Kepri mengungkapkan bahwa pihaknya telah menghubungi Konsulat Jenderal Singapura di Batam. Ia meminta penjelasan terkait insiden gangguan terhadap nelayan Indonesia. Meskipun Singapura masih dalam suasana libur Natal, pihaknya berharap segera mendapat respons yang memuaskan.
“Tadi pagi begitu dapat info saya langsung berkoordinasi sama Konjen Singapura yang ada di Batam dan mereka pun sudah meneruskan kepala otoritas yang ada di Singapura,” kata Doli, Kamis (26/12).
Tindakan brutal polisi laut Singapura terhadap nelayan Indonesia telah memicu kemarahan publik. Video yang viral menunjukkan dengan jelas bagaimana kapal patroli Singapura sengaja menciptakan gelombang besar yang mengancam nyawa nelayan. Insiden ini bukan yang pertama kali, adanya pola kesengajaan yang dilakukan oleh pihak berwenang Singapura terhadap nelayan Indonesia.
.
Doli menekankan tindakan menghalau dengan cara tersebut membahayakan keselamatan nelayan Indonesia yang hanya menggunakan kapal tradisional.
“Ya seperti itu, kalau kami liat nelayan tadi nelayan tradisional yang sedang memancing, mereka (polisi laut Singapura) memakai speedboat, tapi kami masih menelusuri dari DKP apakah mereka nelayan tradisional atau tidak”, ujarnya.
“Kami sudah berkoordinasi dengan DKP, mereka juga sudah bertanya ke HSNI Kepri. Intinya kalau dari kami pemerintah bagaimana nelayan kita selamat, jangan sampai nanti kecelakaan atau gimana-gimana”,katanya.
Pulau Nipa merupakan salah satu pulau di Kepulauan Riau sekaligus pulau terluar Indonesia yang berbatasan langsung dengan perairan Singapura. Doli menyebut perairan Pulau Nipa memang berdekatan dengan kawasan strategis Singapura yang menjadi lokasi tanki dan bunker minyak negara tersebut.