Surabaya, Fikom unitomo News –Gunung Lewotobi, yang terletak di Pulau Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), meletus pada 22 November 2024- 2025 . Letusan ini menghasilkan abu vulkanik yang cukup tebal dan terdengar suara letusan yang cukup keras. Aktivitas vulkanik ini menyebabkan peningkatan kewaspadaan di sekitar daerah tersebut. Warga sekitar, terutama yang tinggal di radius dekat gunung, disarankan untuk mengungsi sementara waktu. Letusan ini menyebabkan kerusakan pada rumah, sekolah, dan kendaraan, serta korban jiwa.
3 November 2024 Gunung Lewotobi meletus dahsyat dengan amplitudo maksimum 47,3 mm dan durasi sekitar 24 menit 10 detik. Letusan ini menyebabkan kebakaran di permukiman warga.4 November 2024Gunung Lewotobi meletus kembali pada dini hari sekitar pukul 00.30 WITA. Letusan ini menyebabkan warga sekitar panik dan mengungsi.27 November 2024Gunung Lewotobi meletus lagi dengan amplitudo maksimum 6.6 mm dan durasi sekitar 16 menit 15 detik.
Letusan ini menghasilkan kolom abu setinggi 2.500 meter di atas puncak gunung.2 Januari 2025Gunung Lewotobi meletus untuk pertama kalinya di tahun 2025 pada pukul 12.11 WITA.
Letusan Gunung Lewotobi biasanya diawali dengan peningkatan aktivitas gempa vulkanik. Pemerintah dan pihak berwenang terus memantau aktivitas Gunung Lewotobi dengan menggunakan peralatan pemantauan seismik dan memberikan peringatan dini kepada masyarakat jika terjadi perubahan signifikan dalam aktivitas gunung.
Meski demikian, pada saat itu tidak terjadi korban jiwa, dan masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi letusan lanjutan.Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Flores Timur, Hery Lamawuran, menyebutkan saat ini jumlah pengungsi erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki sebanyak 12.366 jiwa. Mereka tinggal di posko-posko yang disediakan pemerintah dan rumah penduduk. Sebagian dari warga Flores Timur juga mengungsi ke Kabupaten Sikka, NTT.
“Jumlah pengungsi di Posko Konga 2.825 orang, Posko Eputobi (2.046), Posko Bokang (764), Posko Kobasoma (690), Posko Lewolaga (1.669),” kata Hery, Sabtu.
Hery menyebut warga juga menetap di Posko Ile Gerong sebanyak 394 orang, Posko Kabupaten Sikka (2.109), Posko Kecamatan Wulanggitang (1.509), Posko Ile Bura (117), Posko Kecamatan Titehena (864), Posko Kecamatan Demon Pagong (331), Posko Kecamatan Larantuka (672), Posko Kecamatan Ile Mandiri (145), Posko Kecamatan Lewolema (65), Posko Pulau Adonara (91), dan Posko Pulau Solor (18). Menurut Hery, sekitar 660 balita juga ikut mengungsi ke posko-posko pengungsian tersebut.
Termasuk warga lanjut usia (lansia), ibu hamil, ibu menyusui, hingga penyandang disabilitas.Sejauh ini, jumlah korban meninggal dunia akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki tercatat sebanyak 9 orang. Ada pula 2 orang yang meninggal di tempat pengungsian karena penyakit bawaan. Selain itu, 5 orang masih menjalani perawatan dan 32 orang mengalami luka ringan. Menurut Hery, warga yang mengungsi terpapar berbagai jenis penyakit seperti Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) hingga diare.