Opini

Media Digital dan Kritis Terhadap Transformasi Budaya Lokal

40
×

Media Digital dan Kritis Terhadap Transformasi Budaya Lokal

Sebarkan artikel ini

Surabaya, Fikom unitomo News –— Dalam sebuah diskusi yang diadakan di Universitas Gadjah Mada, para ahli komunikasi membahas dampak media digital terhadap transformasi budaya lokal melalui perspektif teori komunikasi kritis.

Media digital, meskipun menyediakan kebebasan informasi, sering kali dijadikan alat untuk mendominasi budaya lokal oleh budaya asing. Melalui algoritma yang mendominasi platform-platform besar, konten budaya asing lebih sering muncul di hadapan pengguna, menggeser keberadaan budaya lokal dalam ruang publik digital.

Teori komunikasi kritis menyatakan bahwa hal ini dapat menyebabkan homogenisasi budaya, di mana nilai-nilai tradisional yang seharusnya menjadi identitas suatu komunitas bisa terpinggirkan.

“Media digital harus dikelola dengan lebih bijak untuk memastikan bahwa kebudayaan lokal tetap bisa berkembang tanpa kehilangan esensinya,” ujar seorang ahli komunikasi dalam acara tersebut.

Oleh karena itu, penting untuk menciptakan ekosistem digital yang inklusif, yang mendukung pelestarian dan penguatan budaya lokal di era globalisasi ini.

Para ahli juga menekankan perlunya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan platform digital untuk menciptakan kebijakan yang mendukung keberagaman budaya. Salah satu solusi yang diusulkan adalah dengan meningkatkan produksi dan distribusi konten lokal yang berkualitas, sehingga dapat bersaing dengan konten budaya asing di dunia maya.

Dengan begitu, budaya lokal tidak hanya bisa bertahan, tetapi juga berkembang dan mendapat apresiasi global. Pemerintah diharapkan dapat memberikan insentif bagi kreator lokal dan memperkuat pendidikan tentang keberagaman budaya agar generasi muda lebih sadar akan pentingnya pelestarian budaya sendiri di tengah arus globalisasi yang terus berkembang.

Translate »