Surabaya, Fikom unitomo News – Di tengah pesatnya perkembangan media digital, budaya lokal Indonesia menghadapi tantangan besar, Teori komunikasi fenomenologi menunjukkan bahwa media digital menciptakan sebuah dunia komunikasi yang lebih terbuka dan langsung, memudahkan individu berinteraksi dengan budaya luar.
Namun, hal ini sering kali mengurangi kedalaman pengalaman budaya lokal. Misalnya, banyak generasi muda yang lebih tertarik dengan budaya pop global melalui platform digital seperti YouTube dan TikTok, ketimbang melestarikan seni tradisional seperti wayang kulit atau batik.
Di sisi lain, media digital juga membuka peluang untuk pelestarian budaya. Dengan menggunakan platform seperti Instagram atau TikTok, banyak komunitas yang mempromosikan kebudayaan lokal, seperti tarian daerah atau kuliner tradisional, kepada audiens global.
Menurut para ahli, meski teknologi dapat mengancam keberadaan budaya lokal, teknologi yang tepat juga dapat memperkuat identitas budaya dan menjadikannya lebih dikenal di dunia internasional.